Senin, 24 Juli 2017

Pendakian Gunung Selamet


Pendakian gunung selamet
Bambangan, purbolinggo, jawa tengah, Indonesia
3428 mdpl
Anggota tim : faisal m mataiya, haidir, rendra ristiana, joem riani ganing

Pendakian yang menguji tekat

                Perjalanan kami mulai setelah 2 hari selepas lebaran, tepatnya tanggal 22 agustus 2012, dengan niat dan tekat yang bulat kami  ber 4 bertolak dari kampus sekitar jam 7 pagi.
22 agustus 2012

berangkat dari kampus

Pada awalnya kami berencana akan berangkat dari kampus jam 6 pagi, karena kami harus mengejar bis yang akan berangkat pada jam 7, namun sudah bukan hal yang aneh lagi, kita telat dan baru berkumpul jam 7, alhasil kami tiba di terminal cicaheum sekitar jam 8 dan mau tidak mau kami menggunakan bis ekonomi untuk melakukan perjalanan. Biyaya yang kami keluarkan untuk ongkos adalah Rp 50.000, harga yang terbilang mahal memang, dikarenakan tarif masih menggunakan tariff lebaran, harga itupun hasil tawar menawar kami dengan kondektur, yang awalnya kondektur mematok harga Rp 70.000. jam 9 roda bis mulai berputar menapaki jalan aspal di kota bandung menuju kota purwokerto, itu kota tujuan pertama kami. Sekitar 10 jam kami duduk dan menikmati perjanan, sekitar jam 7 malam kami tiba di terminal purwokerto, kami tidak langsung melanjutkan perjlanan, tetapi kami mengalami panggilan alam, perut kami keroncongan, dan kami memutuskan untuk beristirahat sebari member makan piaran yang ada di perut kami. Selesai istirahat dan makan, kami bergegas mencari kendaran yang bias membawa kami menuju base camp, memang sedari tadi kita istirahat dan makan, banyak calo yang menawari kami untuk mengantar ke base camp, tami kami terkendala dengan harga yang cukup mahal. Untuk carter satu angkot di tarif sebesar Rp 250 ribu, kemudian untuk menggunakan bis kota di tarip seharga Rp. 15.000 tu pun hanya sampai di serayu, untuk menuju base camp kami harus carter kendaraan lagi atau ojek, dalam pirankku memang wajar mereka memasang harga mahal, soalnya masih dalam suasana lebaran gitu loh…..diskusi beberapa lama, akhirnya kami memutuskan untuk carter angkot, namun dengan syarat “harus yang murah” soalnya kondisi keuangan kita semakin menuju jurang degradasi. Cukup lama mencari dan bernego dengan para supir angkot akhirnya kita dapat yang cukup murah yaitu Rp 175 ribu, dan kita pun mulai meninggalkan terminal pada jam 9 malam menuju base camp, dan tiba di base camp sekitar jam 11.


base camp dan pintu pemberangkatan bambangan


23 agustus 2012
                Lelap beristirahat dengan di selimuti udara yang begitu dingin akhirnya kita di bangunkan oleh kumandang azan subuh, dan kami bergegas melakukan shlat subuh yang dilanjutkan dengan beres-beres perlengkapan dan persedian air, karena sumber air satu satunya selama pendakian yaitu base camp ini. Kami mencukupi perbekalan air sebanyak 6 liter satu orang, dengan harapan kami tidak kekurangan air d atas sana, sambil berbenah kami di sajikan pemandangan yang memacu semangat kami untuk melakukan pendakian, puncak gunung selamet yang dihiasi kerlap kerlip cahaya yang berasal dari lampu senter para pendaki yang tengah berusaha untuk mencpai puncak. Setelah semua persiapan beres dan berdoa kamipun bergegas melakukan pendakian, kami harus mulai terbiasa dengan kondisi yang tentunya sangat menguras tenaga dan mental kita. Kaki kami harus mulai terbiasa untuk berjalan lebih lama dari biasanya, mata kamai yang harus terjaga lebih daripada biasanya, dan tekad kami yang harus lebih kuat daripada baja.


pos I


                Selama pendakian kami disuguhkan dengan trek yang berdebu dan menanjak dengan kemiringan yang cukup tinggi, tidak jarang kami beristirahat haya untuk sekedar mengendurkan otot-otot yang mulai menegang, dam tidak sedikit juga orang yang kami temui selama pendakian. Jam demi jam kami lalui pos demi pos kami lewati dengan butiran butiran keringat yang terus mengucur dari pori-pori kami yang membesar. Sepuluh jam berlalu dan 6 pos berhasil kami lewati, akhirnya kami tiba di pos 7, pos tempat kami melepas lelah .

suasana di hotel bintang lima (tenda)


                Selesai mendirikan tenda dan membereskan peralatan, saya mulai mencoba untuk memasak untuk menghilangkan teriakan-teriakan kecil di perut kami. Kami tidak menunda waktu lagi, setelah selesai melahap hidangan ala hotel bintang lima, kami bergegas utntuk beristirahat mengumpulakan energy, karena pada jam 3 pagi kami harus bangun dan melanjutkan perjalanan menuju puncak, pada jam 9 smuanya telah terlelap mengubur rasa lelah kami.
24 agustus 2012
                Jam satu pagi saya terbangun oleh rasa yang sangat tidak mengenakan yang saya alami, saya merasa mual dan enek, saya merasakan ada yang tidak beres dalam badan saya, pusing, lemas menyerang diri saya, saya mengalami mountain siknes piker saya, saya keluar dari tenda mencoba mencari udara segar, dan itu cukup berhasil mengurangi mual dan enek saya. Sampai jam tiga saya tetap terjaga dengan kondisi lemas, dan saya mulai membangunkan teman saya, karena kami harus melanjutkan perjalanan bila kami ingin menyaksikan terbitnya matahari di puncak.
                Jam 03.30 saya dengan tiga teman saya mulai menghentakan kaki lagi menyusuri jalan setapak yang berdebu, dalam hati saya berdoa, mudah mudahan saya di beri kemampuan dan keselamatan untuk mencapai puncak, setengah jam kita mendaki, kami mulai d hadapkan dengan trek yang berat, tanjakan pasir berkerikil dan berbatu, kami harus ekstra hati hati dalam melangkah dan mencari pegangan, karena kami harus sedikit merangkak dalam melakukan pergerakan karena tingkat kemiringan yang lebih tinggi dari sebelumnya, selain itu permukaan pijakan yang labil yang menjadi ancaman bagi kami, karena sewaktu-waktu tanah dan batu yang kami injak bias longsor dan menimpa orang di bawah kami.

trek menuju puncak



                Selama menuju puncak tidak jarang saya merasa lelah dan putus asa, karena puncak yang semakin didaki semakin tidak terlihat pucaknya, namun teman teman tidak lelah untuk saling memberikan semangat, dan tidak terasa setelah berjam jam kami mendaki kami mencapai puncak, dataran tertinggi ke 2 di pulau jawa, saya tidak mengira akan menginjakan kaki di dataran ini. Kami bertemu dengan orang yang telah mencapai puncak lebih dahulu, dan mereka memberikan selamat kepada kami.


                Waktu terus berputar, dan matahari sedikit demi sedikit menampakan dirinya, dan kami terkesima dengan pemandangan yang berada di depan kami, gunung sumbing dan gunung sindoro yang Nampak begitu megah dari kejauhan, lautan awan yang membuat kami seperti berada di negeri di atas awan, dan kehangatan yang di pancarkan dari matahari yang mulai merasuk kedalam tubuh yang sedari tadi menhan dingin hembusan angin di pagi hari. Kepuasan yang ga akan di dapatkan di tempat lain.
                Tidak sadar waktu sudah bergulir dan berada di angka 8, dan kamipun harus bergegas turun. Pukul 9 kami tiba di pos 7, pos dimana kami mendirikan tenda, kami segera membereskan semua peeralatan karena kami tidak mau sampai kemalaman ketika turun. Jam 10 kami telah selesai membereskan semuanya, dan mulai meninggalkan pos 7. Dalam pikiranku, “saya harus kembali menyusuri jalan setapak yang berdebu  dan melewati 6 pos lagi hmpppp…..tapi tak apalah setidaknya ini menuju pulang”



 pemandangan yang tersaji di puncak

                Semakin lama kaki semakin lelah dan pegal, karena semua beban ketika turun tertumpu pada kaki. Namun lelahpun hilang ketika kita telah sampai di pos satu. Setelah berjam jam menyusuri jalan sempit berdebu akhirnya perjalananpun hamper usai, tinggal melewati perkebunan untuk mencapai base camp.
                Jam 16.30 kami sampai di base camp, sambil istirahat kami mencari informasi apakah ada kendaran yang mau mengantarkan kami ke terminal purwokerto, namun lagi lagi kami berkendala dengan masalah biyaya, dan kami memutuskan untuk di antar sampai serayu, dan dari serayu kami berencana menggunakan bis kota menuju ke terminal purwokerto. Biaya yang harus kami bayar untuk sampai d serayu Rp 110 ribu menggunakan mobil pic up. Jam tujuh kami sampai di serayu dan jam 20.30 kami sampai di terminal purwokerto, di terminal kami bersih bersih mandi dan makan, kami memanfaatkan system sumber yang ada untuk mandi he…..kami nebeng di mesjid. Selesai beres beres kami menunggu bis yang bertujuan ke bandung, dan jam 10 kami telah duduk manis di dalm bis dan terlelap tidur karena cape, tahu-tahu jam 3 pagi kami telah tiba di terminal cicaheum.

siap pulang.....

25 agustus 2012
                Jam 3 pagi kaami tiba di terminal cicaheum, tidak menunggu lami kami segara mencari angkot jurusan caheum ciriyom yang bias membawa kami ke simpang dago, dan dari simpang kami sambung dengan angkot ruing dago, dan tidak sampai satu jam kami tiba di kampus jam 04.30. dan pendakian kali ini pun berjalan dengan lancer selamat kembali ke kampus.

The end

"setiap pendakian akan selalu menyisakan kisah yang akan selau kita bawa"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar